Siapa yang tak tahu Stephen Hawking, sang
fisikawan dan ahli kosmologi ternama? Si jenius yang mengidap Amyotrophic
Lateral Sclerosis (ALS) itu masih meramaikan ilmu kosmologi hingga sekarang
dengan segala pemikirannya. Padahal, sejak awal hidupnya diprediksi tak akan
panjang.
Mungkin tanpa sosok Jane Wilde, Hawking belum tentu bisa seperti sekarang. Wilde berkenalan dengan Hawking sebulan sebelum ia divonis menderita ALS. Namun, Wilde mengakui sudah terlanjur jatuh cinta padanya.
Mungkin tanpa sosok Jane Wilde, Hawking belum tentu bisa seperti sekarang. Wilde berkenalan dengan Hawking sebulan sebelum ia divonis menderita ALS. Namun, Wilde mengakui sudah terlanjur jatuh cinta padanya.
ALS yang berarti matinya saraf yang mengatur
cara kerja otot tentu bakal menyusahkan hidup Hawking. Wilde sadar akan hal itu
namun ia tetap bersikeras untuk menjalani hidup dengan Hawking karena ingin
membahagiakannya.
Hidup keduanya memang bahagia. Mereka menikah di tahun 1965 dan dikaruniai tiga orang anak. Wilde merawat Hawking dengan penuh kasih sayang, sampai akhirnya ia merasa kondisi seperti itu lambat laun berubah menjadi 'neraka'.
"Saya dulu tak bisa membiarkannya meninggal. Saya adalah pendukung hidup Stephen," tutur Wilde, seperti dikutip dari situs The Telegraph.
Wilde yang kian kesusahan menangani Hawking dan tiga anaknya seorang diri itu akhirnya mengaku sempat terlintas ingin bunuh diri.
"Hidup terkadang bisa sangat mengerikan. Saya lelah secara fisik dan mental. Saya seringkali berpikiran bunuh diri saja, tenggelamkan diri di sungai atau apapun, tapi tentu saja tidak saya lakukan karena teringat anak-anak saya," kenang Wilde.
Wilde kemudian menyadari ia membutuhkan peran pembantu untuk menolong kebutuhan keluarga kecilnya itu. Awalnya, ia merasa cukup tertolong, namun kondisi rumah tangganya malah semakin tersudut.
"Seiring kehadiran perawat untuk membantu Stephen, rumah tangga kami semakin tak karuan," kata Wilde lagi. Hawking dan Wilde seakan 'terpisah' secara emosional.
Kepopuleran Hawking di era 1980-an diakui Wilde juga memperparah kondisi pernikahan keduanya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk bercerai di tahun 1991.
Hawking memilih hidup bersama perawatnya, Elaine Mason yang kemudian ia nikahi. Sementara Wilde menikah dengan Jonathan Hellyer Jones dan tinggal tak jauh dari Hawking diCambridge , Inggris.
"Kami berteman baik," ungkap Wilde tentang hubungannya dengan Hawking.
Wilde mengaku, ia sendiri masih sulit percaya apa yang ia telah lakukan selama ini untuk Hawking sejak film Theory of Everything rilis. Film tersebut menggambarkan bagaimana kerja keras seorang Jane Wilde dalam menghabiskan waktu bersama Hawking.
Hawking belakangan sering terdengar lantaran sikap kontranya terhadap kehadiran kecerdasan buatan atau artifical intelligence (AI).
Menurutnya, peranti lunak tersebut pada akhirnya bisa berpikir melampaui manusia dan menandingi umat manusia.
"Pengembangan penuh kecerdasan buatan bisa berarti akhir dari umat manusia," ujarnya kepada BBC News beberapa waktu lalu.
Di lain kesempatan, Hawking sempat menyarankan manusia cerdas dengan keadaan mental lebih sehat agar melarikan diri dari planet ini bersama-sama.
"Saya yakin jangka panjang peradaban manusia di masa depan berada di luar angkasa yang memiliki garansi kehidupan. Dengan menguasai planet lain, kehidupan manusia tidak akan musnah," tutur sang jenius.
Hidup keduanya memang bahagia. Mereka menikah di tahun 1965 dan dikaruniai tiga orang anak. Wilde merawat Hawking dengan penuh kasih sayang, sampai akhirnya ia merasa kondisi seperti itu lambat laun berubah menjadi 'neraka'.
"Saya dulu tak bisa membiarkannya meninggal. Saya adalah pendukung hidup Stephen," tutur Wilde, seperti dikutip dari situs The Telegraph.
Wilde yang kian kesusahan menangani Hawking dan tiga anaknya seorang diri itu akhirnya mengaku sempat terlintas ingin bunuh diri.
"Hidup terkadang bisa sangat mengerikan. Saya lelah secara fisik dan mental. Saya seringkali berpikiran bunuh diri saja, tenggelamkan diri di sungai atau apapun, tapi tentu saja tidak saya lakukan karena teringat anak-anak saya," kenang Wilde.
Wilde kemudian menyadari ia membutuhkan peran pembantu untuk menolong kebutuhan keluarga kecilnya itu. Awalnya, ia merasa cukup tertolong, namun kondisi rumah tangganya malah semakin tersudut.
"Seiring kehadiran perawat untuk membantu Stephen, rumah tangga kami semakin tak karuan," kata Wilde lagi. Hawking dan Wilde seakan 'terpisah' secara emosional.
Kepopuleran Hawking di era 1980-an diakui Wilde juga memperparah kondisi pernikahan keduanya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk bercerai di tahun 1991.
Hawking memilih hidup bersama perawatnya, Elaine Mason yang kemudian ia nikahi. Sementara Wilde menikah dengan Jonathan Hellyer Jones dan tinggal tak jauh dari Hawking di
"Kami berteman baik," ungkap Wilde tentang hubungannya dengan Hawking.
Wilde mengaku, ia sendiri masih sulit percaya apa yang ia telah lakukan selama ini untuk Hawking sejak film Theory of Everything rilis. Film tersebut menggambarkan bagaimana kerja keras seorang Jane Wilde dalam menghabiskan waktu bersama Hawking.
Hawking belakangan sering terdengar lantaran sikap kontranya terhadap kehadiran kecerdasan buatan atau artifical intelligence (AI).
Menurutnya, peranti lunak tersebut pada akhirnya bisa berpikir melampaui manusia dan menandingi umat manusia.
"Pengembangan penuh kecerdasan buatan bisa berarti akhir dari umat manusia," ujarnya kepada BBC News beberapa waktu lalu.
Di lain kesempatan, Hawking sempat menyarankan manusia cerdas dengan keadaan mental lebih sehat agar melarikan diri dari planet ini bersama-sama.
"Saya yakin jangka panjang peradaban manusia di masa depan berada di luar angkasa yang memiliki garansi kehidupan. Dengan menguasai planet lain, kehidupan manusia tidak akan musnah," tutur sang jenius.